Monumen Nasional (Monas) yang menjulang megah di Jakarta bukan hanya simbol perjuangan bangsa, tetapi juga menjadi daya tarik bagi banyak orang, terutama karena puncaknya yang berkilauan.
Pertanyaan yang sering muncul di benak banyak orang adalah, apakah emas di puncak Monas benar-benar nyata?
Jawabannya adalah, ya, emas di puncak Monas itu nyata. Namun, ada beberapa fakta menarik di baliknya yang perlu Anda ketahui.
Puncak Monas dihiasi oleh sebuah lidah api setinggi 14 meter dan berat sekitar 14,5 ton. Lidah api ini dilapisi dengan emas asli, bukan hanya sekadar lapisan cat berwarna emas. Emas yang digunakan untuk melapisi lidah api tersebut berjumlah sekitar 50 kilogram.
Emas ini pertama kali dipasang pada tahun 1965, saat Monas diresmikan oleh Presiden Soekarno. Pada saat itu, lapisan emas tersebut merupakan simbol dari semangat perjuangan bangsa Indonesia yang tak pernah padam.
Asal Usul Emas di Puncak Monas
Emas yang digunakan untuk melapisi puncak Monas berasal dari sumbangan rakyat Aceh. Menurut catatan sejarah, pengusaha kaya asal Aceh, Teuku Markam, memberikan emas seberat 28 kilogram sebagai sumbangan untuk proyek pembangunan Monas.
Seiring berjalannya waktu, jumlah emas di puncak Monas mengalami penambahan hingga mencapai sekitar 50 kilogram.
Penambahan ini dilakukan pada tahun 1995, saat Monas mengalami renovasi besar-besaran menjelang perayaan 50 tahun kemerdekaan Indonesia.
Emas tambahan ini diberikan oleh berbagai pihak, termasuk perusahaan swasta dan pemerintah, sebagai bentuk penghormatan terhadap nilai sejarah dan kebanggaan nasional.
