
Tahi lalat, atau dalam istilah medis disebut nevus, adalah hal yang sangat umum dan hampir dimiliki oleh semua orang.
Bintik kecil berwarna cokelat atau hitam ini dapat muncul di berbagai bagian tubuh, dan banyak orang penasaran bagaimana tahi lalat ini terbentuk.
Ternyata, proses terbentuknya tahi lalat adalah hasil dari aktivitas melanosit di kulit kita.
Tahi lalat adalah pertumbuhan sel-sel kulit yang dikenal sebagai melanosit. Melanosit adalah sel-sel yang bertanggung jawab untuk memproduksi melanin, pigmen yang memberikan warna pada kulit kita.
alam kondisi normal, melanosit tersebar merata di kulit. Namun, pada tahi lalat, melanosit ini berkumpul di satu tempat, menyebabkan warna kulit di area tersebut menjadi lebih gelap.
Bagaimana Tahi Lalat Terbentuk?
Tahi lalat biasanya terbentuk karena faktor genetik dan paparan sinar matahari.
Menurut Dr. Anthony Rossi, seorang dermatolog dari Memorial Sloan Kettering Cancer Center, banyak tahi lalat muncul pada masa kanak-kanak dan remaja, dan proses pembentukannya sering kali dipengaruhi oleh faktor keturunan.
“Jika orang tua Anda memiliki banyak tahi lalat, ada kemungkinan besar Anda juga akan memiliki banyak tahi lalat,” jelasnya.
Paparan sinar matahari juga dapat memicu pembentukan tahi lalat baru atau memperbesar tahi lalat yang sudah ada. Sinar ultraviolet (UV) dari matahari bisa merangsang produksi melanin, yang kemudian bisa menyebabkan melanosit berkumpul dan membentuk tahi lalat.
Jenis-jenis Tahi Lalat
Tahi lalat dapat dibagi menjadi beberapa jenis, tergantung pada kapan dan bagaimana mereka terbentuk:
1. Tahi Lalat Bawaan
Tahi lalat ini sudah ada sejak lahir dan bisa bervariasi dalam ukuran. Beberapa tahi lalat bawaan bisa berkembang menjadi kanker kulit seiring waktu, meskipun risikonya relatif kecil.
2. Tahi Lalat Didapat
Ini adalah jenis tahi lalat yang muncul setelah lahir, biasanya selama masa kanak-kanak atau remaja. Tahi lalat ini biasanya tidak berbahaya.
3. Tahi Lalat Atipikal
Tahi lalat ini memiliki bentuk, warna, atau ukuran yang tidak biasa. Tahi lalat atipikal dapat memiliki risiko lebih tinggi untuk berkembang menjadi melanoma, sejenis kanker kulit, sehingga penting untuk memantau perubahan pada tahi lalat ini.
Meskipun sebagian besar tahi lalat tidak berbahaya, penting untuk memantau perubahan yang terjadi pada tahi lalat. Jika Anda melihat perubahan dalam ukuran, bentuk, atau warna tahi lalat, atau jika tahi lalat mulai berdarah atau gatal, sebaiknya periksakan ke dokter kulit.