
Bahan bakar fosil seperti minyak bumi, gas alam, dan batu bara merupakan sumber energi utama yang digunakan di seluruh dunia.
Namun, ada sebuah kesalahpahaman umum yang sering muncul dalam pembicaraan sehari-hari: apakah bahan bakar fosil ini benar-benar berasal dari dinosaurus?
Meskipun istilah “fosil” dalam bahan bakar fosil mungkin membuat banyak orang berpikir bahwa minyak, gas, atau batu bara ini berasal dari sisa-sisa dinosaurus, faktanya tidak demikian.
Bahan bakar fosil sebagian besar berasal dari organisme laut mikroskopis seperti plankton dan alga yang hidup ratusan juta tahun yang lalu, jauh sebelum dinosaurus ada. Ketika organisme-organisme ini mati, mereka jatuh ke dasar laut atau danau dan terkubur oleh lapisan sedimentasi.
Seiring waktu, lapisan ini menjadi semakin tebal dan tekanan serta suhu meningkat. Di bawah kondisi tersebut, sisa-sisa organisme ini perlahan-lahan terurai menjadi zat seperti kerogen dan akhirnya menjadi minyak dan gas alam yang kita kenal sekarang.
Batu bara, di sisi lain, berasal dari tumbuhan darat yang hidup selama periode Karbon, sekitar 300 juta tahun yang lalu. Sisa-sisa tumbuhan ini terkubur di rawa-rawa dan seiring waktu, berubah menjadi batu bara melalui proses yang mirip dengan pembentukan minyak dan gas alam.
Studi geologi dan paleontologi telah menunjukkan bahwa dinosaurus tidak berkontribusi signifikan terhadap pembentukan bahan bakar fosil.
Meskipun dinosaurus memang hidup pada periode yang sama dengan beberapa formasi batu bara dan mungkin ada sedikit kontribusi dari sisa-sisa mereka, jumlah ini sangat kecil dibandingkan dengan jumlah besar organisme mikroskopis yang menjadi sumber utama bahan bakar fosil.
Para ahli, seperti Dr. Kenneth Deffeyes, seorang ahli geologi dari Princeton University, menjelaskan bahwa meskipun bahan bakar fosil memang berasal dari sisa-sisa organisme hidup di masa lampau, ini lebih merujuk pada organisme laut mikroskopis daripada makhluk besar seperti dinosaurus.
Jadi, meskipun istilah “bahan bakar fosil” mungkin memicu imajinasi tentang dinosaurus, kenyataannya adalah bahwa sumber energi ini sebagian besar berasal dari kehidupan laut prasejarah.