
Pernahkah Anda merasa lebih mudah marah ketika lapar? Fenomena ini bukan hanya sekadar mitos.
Faktanya, rasa lapar memang dapat membuat seseorang lebih mudah marah atau dikenal dengan istilah “hangry” (hungry + angry).
Ketika kita merasa lapar, kadar gula darah dalam tubuh menurun. Gula darah yang rendah ini mempengaruhi otak, khususnya area yang mengontrol emosi dan fungsi kognitif.
Penurunan gula darah menyebabkan otak melepaskan hormon stres seperti kortisol dan adrenalin untuk mengatasi kekurangan energi. Hormon-hormon ini dapat meningkatkan tingkat stres dan membuat seseorang lebih mudah marah atau tersinggung.
Menurut sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Emotion, para peneliti menemukan bahwa rasa lapar memang berkontribusi terhadap peningkatan kemarahan dan agresi. Studi ini melibatkan partisipan yang diminta untuk menjalani tes ketahanan emosi ketika mereka lapar dan kenyang.
Hasilnya menunjukkan bahwa mereka yang lapar lebih mudah merasa marah dan menunjukkan respon yang lebih agresif.
Selain itu, American Psychological Association juga mencatat bahwa kurangnya asupan makanan dapat menyebabkan ketidakseimbangan kimia di otak yang berujung pada peningkatan emosi negatif.
Tidak hanya itu, rasa lapar juga dapat memperburuk suasana hati karena energi yang seharusnya digunakan untuk menjaga stabilitas emosi dialihkan untuk mengatasi kekurangan nutrisi.
Meski begitu, ada beberapa cara untuk mengatasi “hangry”. Makan dengan teratur dan menjaga kadar gula darah tetap stabil bisa membantu mencegah perasaan marah yang disebabkan oleh lapar. Mengonsumsi camilan sehat di antara waktu makan juga bisa membantu menjaga kadar energi dan menghindari lonjakan emosi.
Rasa lapar memang bisa menyebabkan seseorang lebih mudah marah. Ini bukan hanya karena perasaan tidak nyaman di perut, tetapi juga karena perubahan biologis di dalam tubuh yang mempengaruhi cara otak mengelola emosi.
Jadi, lain kali ketika Anda merasa mudah marah tanpa alasan yang jelas, mungkin saatnya untuk makan sesuatu!