Di dunia hewan, taktik untuk bertahan hidup atau melarikan diri dari situasi yang tidak diinginkan sering kali sangat mengejutkan.
Salah satu contoh yang menarik datang dari katak betina, yang diketahui memiliki strategi unik untuk menghindari perkawinan yang tidak diinginkan, pura-pura mati.
Perilaku ini, yang disebut “tanatosis,” adalah salah satu bentuk adaptasi yang menakjubkan dalam dunia satwa.
Para peneliti telah mengamati bahwa beberapa spesies katak betina akan berpura-pura mati ketika didekati oleh katak jantan yang terlalu agresif atau tidak diinginkan.
Dalam studi yang dipublikasikan dalam jurnal Behavioral Ecology and Sociobiology, para ilmuwan menemukan bahwa katak betina dari spesies tertentu menggunakan strategi ini sebagai cara untuk menghentikan perilaku kawin dari katak jantan yang tidak mereka pilih.
Dengan berpura-pura mati, katak betina mengurangi kemungkinan terjadinya perkawinan paksa, yang dapat merugikan mereka secara fisik atau genetik.
Perilaku pura-pura mati ini tidak hanya terjadi pada katak, tetapi juga pada banyak spesies hewan lainnya, seperti serangga dan reptil. Namun, pada katak, strategi ini menjadi sangat menarik karena menunjukkan bagaimana evolusi telah membentuk perilaku adaptif untuk mengatasi tekanan lingkungan dan sosial.
Ketika katak betina merasakan ancaman dari jantan yang tidak diinginkan, mereka akan tiba-tiba menghentikan semua gerakan, kaku, dan jatuh seolah-olah mereka benar-benar mati. Taktik ini sering kali berhasil, karena katak jantan yang agresif biasanya kehilangan minat dan pergi.
Studi ini juga menunjukkan bahwa tanatosis pada katak betina mungkin lebih umum daripada yang sebelumnya diperkirakan. Hal ini memberikan wawasan baru tentang kompleksitas perilaku kawin dan seleksi seksual di dunia hewan.
Perilaku ini juga menunjukkan bahwa katak betina memiliki peran aktif dalam proses seleksi pasangan, dan tidak hanya pasif menerima perkawinan dari jantan mana pun yang mendekat.
Dalam konteks evolusi, strategi seperti pura-pura mati mungkin telah berkembang sebagai mekanisme untuk melindungi kebugaran reproduktif katak betina.
Dengan menghindari perkawinan dengan jantan yang tidak diinginkan, katak betina dapat meningkatkan peluang mereka untuk bertahan hidup dan meneruskan gen mereka kepada keturunan yang lebih kuat.
