banner 728x250

Apakah Pria Juga Bisa Menopause?

seorang pria. foto: pexels
banner 120x600
banner 468x60
seorang pria. foto: pexels

Saat mendengar kata menopause, kebanyakan orang mungkin langsung berpikir tentang wanita yang mengalami perubahan hormon di usia paruh baya. 

Namun, tahukah Anda bahwa pria juga bisa mengalami sesuatu yang mirip dengan menopause?

banner 325x300

Fenomena ini sering disebut sebagai “andropause” atau “menopause pria,” dan meskipun berbeda dari menopause pada wanita, perubahan hormon ini juga memengaruhi kesehatan dan kesejahteraan pria.

Andropause merujuk pada penurunan kadar hormon testosteron yang terjadi seiring bertambahnya usia pria, biasanya mulai pada usia 40 tahun ke atas. Testosteron adalah hormon utama yang mengatur banyak fungsi dalam tubuh pria, termasuk libido, produksi sperma, distribusi lemak, massa otot, dan kepadatan tulang.

Saat kadar testosteron menurun, pria dapat mengalami berbagai gejala yang mirip dengan gejala menopause pada wanita, seperti kelelahan, penurunan gairah seksual, perubahan suasana hati, dan bahkan hot flashes.

Sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of Clinical Endocrinology & Metabolism mengungkapkan bahwa sekitar 10-25% pria berusia di atas 50 tahun mengalami penurunan kadar testosteron yang signifikan.

Namun, tidak semua pria mengalami gejala yang sama, dan beberapa bahkan mungkin tidak merasakan perubahan yang berarti.

Tidak seperti menopause pada wanita, yang terjadi secara tiba-tiba ketika produksi hormon estrogen berhenti, andropause terjadi secara bertahap. 

Penurunan testosteron biasanya berlangsung selama bertahun-tahun dan tidak menyebabkan berhentinya fungsi reproduksi seperti pada wanita. Pria tetap bisa menghasilkan sperma hingga usia lanjut, meskipun dengan kualitas dan kuantitas yang mungkin menurun.

Meskipun andropause bukanlah kondisi medis yang resmi seperti menopause, banyak pria yang mencari bantuan medis untuk mengatasi gejala yang mereka alami.

Terapi penggantian testosteron adalah salah satu pilihan yang sering digunakan untuk mengatasi penurunan kadar testosteron, namun penggunaannya masih menjadi perdebatan di kalangan medis. 

Beberapa ahli berpendapat bahwa terapi ini dapat membantu meningkatkan kualitas hidup, sementara yang lain khawatir tentang efek samping jangka panjangnya, seperti peningkatan risiko penyakit jantung dan kanker prostat.

Selain terapi medis, perubahan gaya hidup juga dapat membantu mengelola gejala andropause. Olahraga teratur, pola makan sehat, cukup tidur, dan manajemen stres adalah beberapa cara efektif untuk menjaga keseimbangan hormon dan kesejahteraan secara keseluruhan.

banner 325x300

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *