Banyak orang berfokus pada pola makan dan olahraga saat menjalani program diet, namun satu aspek penting yang sering diabaikan adalah tidur yang cukup.
Tidur ternyata memiliki peran besar dalam keberhasilan diet, dan kekurangannya bisa berdampak buruk pada usaha menurunkan berat badan.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa tidur yang cukup membantu mengatur hormon yang memengaruhi rasa lapar dan kenyang.
Sebuah studi dari Harvard Medical School menyatakan bahwa kurang tidur dapat mengganggu produksi hormon leptin dan ghrelin, dua hormon yang mengatur nafsu makan. Leptin, yang bertugas memberi sinyal kenyang ke otak, cenderung menurun ketika seseorang kurang tidur.
Sebaliknya, ghrelin, hormon yang meningkatkan rasa lapar, justru meningkat. Akibatnya, kekurangan tidur bisa membuat seseorang merasa lapar lebih sering dan cenderung mengonsumsi makanan berkalori tinggi.
Selain itu, tidur yang cukup membantu tubuh memperbaiki jaringan, memulihkan energi, dan menstabilkan kadar gula darah. Ini penting karena ketika kadar gula darah tidak stabil, keinginan untuk ngemil makanan manis bisa meningkat, mengganggu diet yang sedang dijalani.
Sebuah studi yang diterbitkan di Annals of Internal Medicine juga menemukan bahwa orang yang tidur kurang dari 7 jam semalam mengalami lebih banyak kehilangan massa otot dibandingkan lemak ketika mereka menjalani program diet rendah kalori.
Di sisi lain, tidur yang cukup mendukung metabolisme yang lebih sehat. Orang yang tidur cukup cenderung memiliki energi lebih banyak untuk beraktivitas fisik, yang membantu membakar lebih banyak kalori dan mendukung penurunan berat badan.
Jadi, jika Anda sedang diet, pastikan untuk menjaga pola tidur yang baik. Dengan tidur cukup, sekitar 7-9 jam per malam, tubuh tidak hanya lebih bugar, tetapi juga lebih siap untuk mendukung upaya penurunan berat badan secara optimal.
