banner 728x250

Kenapa Seseorang Cenderung Marah pada Orang Terdekat? Ini Alasannya

ilustrasi marah pada orang terdekat. foto: pexels
banner 120x600
banner 468x60
ilustrasi marah pada orang terdekat. foto: pexels

Pernahkah Anda merasa lebih mudah marah atau frustrasi dengan orang-orang terdekat, seperti keluarga, pasangan, atau sahabat?

Meski mereka adalah orang yang paling Anda cintai, mengapa justru kepada merekalah amarah sering kali diluapkan? 

banner 325x300

Fenomena ini umum terjadi dan memiliki penjelasan psikologis yang mendasarinya.

Salah satu alasan utama seseorang cenderung lebih mudah marah pada orang terdekat adalah rasa aman yang mereka tawarkan. Ketika kita berada di dekat orang yang kita percaya dan sayangi, kita merasa nyaman untuk mengekspresikan emosi tanpa takut kehilangan mereka. 

Rasa aman ini menciptakan ruang di mana kita merasa bebas untuk menunjukkan sisi paling rentan, termasuk rasa frustrasi dan kemarahan. Karena kita tahu mereka akan tetap ada, bahkan setelah kita marah, akhirnya orang-orang terdekat menjadi sasaran pelampiasan emosi.

Menurut psikolog, kondisi ini juga berkaitan dengan tekanan mental yang sering kita alami dalam kehidupan sehari-hari. Beban pekerjaan, masalah keuangan, atau stres lainnya bisa terakumulasi dan tanpa sadar diluapkan pada orang-orang yang kita temui di akhir hari.

Pada saat itu, orang-orang terdekat yang berada di sekitar kita menjadi sasaran pelampiasan stres tersebut, meskipun mereka bukan penyebabnya.

Selain itu, harapan yang tinggi juga memainkan peran penting. Pada orang yang kita cintai, kita sering menaruh harapan lebih, baik dalam hal perhatian, dukungan, maupun pengertian.

Ketika ekspektasi tersebut tidak terpenuhi, perasaan kecewa bisa muncul dan berubah menjadi kemarahan. Ini bisa terjadi bahkan pada situasi yang sepele, hanya karena rasa kecewa terakumulasi dari berbagai harapan yang tidak terpenuhi sebelumnya.

Studi dari The Journal of Psychology juga menunjukkan bahwa kedekatan emosional dapat membuat batasan dalam komunikasi menjadi kabur.

Karena sudah merasa dekat, seseorang mungkin tidak merasa perlu menjaga kata-kata atau sikap, sehingga ekspresi kemarahan atau frustrasi menjadi lebih blak-blakan. Hal ini bisa menciptakan pola interaksi yang membuat orang terdekat sering menjadi sasaran amarah.

Namun, penting untuk diingat bahwa meski kita merasa nyaman mengekspresikan emosi negatif kepada orang terdekat, menjaga hubungan baik tetap harus menjadi prioritas.

Komunikasi yang sehat dan empati sangat diperlukan agar hubungan dengan orang terdekat tidak menjadi rusak oleh amarah yang tidak terkendali.

Dengan memahami alasan di balik kecenderungan ini, kita bisa belajar untuk lebih mengendalikan emosi dan mencari cara yang lebih sehat untuk menyalurkan frustrasi tanpa harus menyakiti perasaan orang-orang terdekat kita.

banner 325x300

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *