Dunia hewan selalu menyimpan kejutan, dan salah satu yang cukup mengejutkan datang dari perilaku katak betina terhadap pasangannya.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh para ahli biologi, beberapa spesies katak betina diketahui memiliki perilaku unik, yakni memakan katak jantan jika suara yang dihasilkan saat “memanggil” pasangan dianggap tidak menarik.
Ini bukan sekadar fenomena biasa, tapi bagian dari seleksi alam yang ketat dalam proses reproduksi.
Dalam banyak spesies katak, suara panggilan merupakan cara jantan untuk menarik perhatian betina. Suara yang nyaring dan konsisten biasanya menunjukkan bahwa katak jantan dalam kondisi sehat dan siap berkembang biak.
Namun, jika suara yang dihasilkan jantan lemah atau tidak menarik bagi betina, hal ini dapat menjadi sinyal bahwa sang jantan tidak layak untuk menjadi pasangan. Beberapa spesies katak betina bahkan akan bereaksi ekstrem dengan memakan si jantan yang gagal memikat mereka.
Fenomena ini dikenal sebagai bentuk seleksi seksual yang ekstrim. Dalam dunia katak, suara tidak hanya menjadi alat komunikasi, tetapi juga indikator kualitas genetik. Suara yang kuat menunjukkan jantan yang bugar dan mampu bertahan di lingkungan yang keras.
Sementara suara yang lemah sering dianggap sebagai tanda ketidakmampuan untuk bertahan hidup atau menghasilkan keturunan yang sehat.
Walaupun terdengar kejam, perilaku ini memiliki tujuan biologis yang jelas. Dengan “menyaring” jantan yang kurang menarik melalui seleksi suara, katak betina memastikan bahwa hanya keturunan terbaik yang dapat diteruskan, meningkatkan peluang bertahan hidup spesies mereka di alam liar.