
Bawang sering dianggap sebagai “obat alami” untuk berbagai penyakit, termasuk flu. Banyak orang percaya bahwa bawang, baik bawang putih maupun bawang merah, dapat membantu mencegah atau bahkan menyembuhkan flu.
Namun, benarkah klaim ini memiliki dasar ilmiah atau hanya sekadar mitos yang beredar di masyarakat?
Bawang putih, misalnya, memang dikenal memiliki kandungan allicin, senyawa sulfur aktif yang memberikan aroma khas dan diyakini memiliki sifat antibakteri serta antivirus. Beberapa penelitian mendukung manfaat allicin dalam meningkatkan daya tahan tubuh.
Sebuah studi yang diterbitkan di Advances in Therapy menunjukkan bahwa orang yang rutin mengonsumsi suplemen bawang putih memiliki risiko lebih rendah terkena flu dibandingkan mereka yang tidak. Selain itu, jika mereka terkena flu, durasi penyakitnya cenderung lebih singkat.
Selain bawang putih, bawang merah juga memiliki senyawa aktif seperti quercetin, yang dikenal sebagai antioksidan kuat. Quercetin dapat membantu melawan radikal bebas dalam tubuh dan mendukung sistem imun.
Meski demikian, efek bawang merah dalam pencegahan flu masih memerlukan penelitian lebih lanjut untuk mendapatkan kesimpulan yang lebih meyakinkan.
Meski ada potensi manfaatnya, mengandalkan bawang saja untuk mencegah flu mungkin tidak cukup. Gaya hidup sehat seperti mengonsumsi makanan bergizi, rutin berolahraga, tidur yang cukup, dan menjaga kebersihan tangan juga berperan besar dalam mencegah flu.
Selain itu, vaksinasi flu tetap menjadi langkah pencegahan yang paling efektif, terutama bagi kelompok rentan seperti lansia atau orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah.