
Di tengah kemiskinan yang mendera, warga Haiti menghadapi kenyataan pahit dengan menciptakan solusi yang tak terduga untuk kelangsungan hidup mereka. Salah satu fenomena yang mencuri perhatian dunia internasional adalah kebiasaan makan “bonbon te,” atau yang dikenal juga dengan sebutan kue lumpur.
Kue ini, yang terbuat dari tanah liat, garam, dan minyak, menjadi makanan utama bagi banyak keluarga yang terperangkap dalam kemiskinan ekstrem, terutama di kawasan pedesaan.
Krisis ekonomi yang berkepanjangan, ditambah dengan bencana alam yang sering melanda, membuat banyak warga Haiti kesulitan untuk mendapatkan bahan pangan yang cukup. Dalam keadaan yang serba terbatas, bonbon te muncul sebagai solusi praktis yang tidak hanya murah, tetapi juga mudah ditemukan.
Tanah liat, yang menjadi bahan utama kue lumpur ini, sangat melimpah di beberapa daerah, menjadikannya sumber daya yang dapat dimanfaatkan untuk bertahan hidup.
Meskipun tampaknya tak terbayangkan bagi sebagian besar orang untuk mengonsumsi tanah liat, bonbon te sebenarnya telah menjadi bagian dari kebiasaan makan sehari-hari bagi banyak keluarga Haiti.
Kue ini dianggap tidak memiliki nilai gizi yang signifikan, namun masyarakat yang mengonsumsinya melakukannya lebih karena kebutuhan akan rasa kenyang daripada nilai gizi yang terkandung di dalamnya.
Dalam beberapa kasus, bonbon te juga dianggap sebagai cara untuk mengatasi rasa lapar sementara atau bahkan sebagai penghilang rasa lapar karena sifatnya yang dapat mengisi perut untuk sementara waktu.
Fenomena makan bonbon te tidak hanya mencerminkan kelangsungan hidup dalam keadaan darurat, tetapi juga menjadi simbol dari keputusasaan yang dirasakan oleh banyak warga Haiti.
Kue lumpur ini menjadi gambaran suram dari kemiskinan yang mengakar dalam kehidupan mereka, di mana bahan makanan yang layak konsumsi sangat sulit diakses oleh sebagian besar penduduk.
Sumber daya yang terbatas, bersama dengan ketidakmampuan untuk membeli makanan yang lebih bergizi, menjadikan bonbon te satu-satunya pilihan bagi mereka yang hidup di bawah garis kemiskinan.
Meski demikian, bonbon te juga membuka mata dunia internasional akan kondisi yang dialami oleh banyak orang di Haiti. Banyak lembaga internasional dan organisasi kemanusiaan yang telah berusaha memberikan bantuan untuk mengatasi masalah ini, namun tantangan besar dalam mengatasi kemiskinan dan ketidakstabilan ekonomi masih terus berlangsung.
Makanan yang seharusnya memberikan kebahagiaan dan kesehatan bagi masyarakat kini, di beberapa tempat, menjadi simbol dari kelaparan dan keterbatasan hidup yang sulit diatasi.
Kisah warga Haiti yang mengonsumsi bonbon te menjadi peringatan nyata bahwa kemiskinan ekstrem dapat memaksa manusia untuk mengubah cara mereka bertahan hidup, bahkan dengan cara yang tidak terbayangkan sebelumnya.
Keberlanjutan hidup mereka bergantung pada kemampuan untuk beradaptasi dengan segala keterbatasan yang ada, dan meski kue lumpur ini bukan solusi ideal, bagi mereka yang terperangkap dalam kemiskinan, itu adalah cara bertahan hidup yang tak terhindarkan.