
India, negeri yang kaya akan tradisi dan ritual, kembali menyedot perhatian dunia dengan salah satu praktik unik sekaligus kontroversialnya. Sebuah ritual bernama Okali yang dilakukan di beberapa wilayah India, seperti Karnataka dan Maharashtra, telah menjadi sorotan karena melibatkan bayi yang dilempar dari atas kuil setinggi 9 hingga 15 meter.
Meski terlihat ekstrem, ritual ini dipercaya membawa keberuntungan dan kesehatan bagi sang bayi.
Tradisi Okali telah berlangsung selama ratusan tahun dan biasanya dilakukan oleh masyarakat setempat yang beragama Hindu maupun Muslim. Prosesnya dimulai dengan membawa bayi yang baru lahir ke puncak sebuah kuil.
Setelah ritual doa dilakukan, bayi tersebut dilemparkan ke arah kain lebar yang dipegang oleh sekelompok pria di bawahnya. Kain ini berfungsi untuk menangkap bayi dengan aman dan mencegah risiko cedera.
Menurut kepercayaan masyarakat setempat, ritual ini melambangkan kepercayaan penuh kepada Tuhan dan dianggap sebagai simbol untuk menghindarkan bayi dari penyakit, memastikan kehidupan yang panjang, serta mendatangkan berkah bagi keluarga. Selain itu, tradisi ini juga dianggap sebagai pengujian iman bagi orang tua sang bayi.
Namun, ritual Okali tidak luput dari kritik dan kontroversi. Banyak pihak, terutama organisasi perlindungan anak dan aktivis hak asasi manusia, mengecam tradisi ini sebagai tindakan yang membahayakan keselamatan bayi.
Meski belum ada laporan cedera serius selama pelaksanaannya, para aktivis menilai bahwa tindakan ini tidak dapat dibenarkan, terutama jika dilihat dari perspektif modern tentang keselamatan dan kesejahteraan anak.
Pemerintah India sendiri telah mencoba melarang ritual ini pada beberapa kesempatan. Namun, dukungan masyarakat lokal yang masih kuat terhadap tradisi ini membuat upaya pelarangan sering kali menemui jalan buntu.
Mereka yang mendukung ritual ini berpendapat bahwa prosesnya aman dan telah dilakukan secara turun-temurun tanpa insiden serius.
Bagi banyak orang di luar India, ritual Okali mungkin sulit dipahami dan bahkan dianggap ekstrem. Namun, tradisi ini mencerminkan betapa kuatnya peran kepercayaan dan budaya dalam kehidupan masyarakat lokal.
Meski demikian, dengan meningkatnya kesadaran global tentang hak anak dan keselamatan, ada tekanan yang terus meningkat untuk merefleksikan kembali tradisi ini agar lebih sesuai dengan nilai-nilai modern.