
Dunia medis kerap menghadirkan cerita yang menakjubkan, dan salah satu kisah paling mencengangkan datang dari India. Seorang pria dikabarkan “hamil” dan “melahirkan” saudara kembarnya, sebuah fenomena langka yang dikenal dalam dunia medis sebagai fetus in fetu.
Kejadian ini menjadi perhatian internasional, memicu rasa penasaran banyak orang, dan membuka wawasan tentang keajaiban tubuh manusia.
Fenomena fetus in fetu adalah kondisi medis langka di mana janin kembar yang tidak berkembang sepenuhnya terperangkap di dalam tubuh saudara kembarnya saat berada di dalam rahim.
Dalam kasus ini, pria tersebut tidak benar-benar hamil dalam pengertian umum, tetapi tubuhnya menjadi “rumah” bagi sisa tubuh saudara kembar yang tidak berkembang sempurna. Kondisi ini biasanya terdeteksi saat seseorang mengalami rasa sakit atau pembengkakan yang tidak biasa di tubuh mereka.
Kisah di India ini bermula ketika seorang pria mengeluhkan rasa nyeri hebat di bagian perutnya. Setelah menjalani serangkaian pemeriksaan medis, dokter menemukan adanya struktur tubuh kecil di dalam perut pria tersebut.
Struktur tersebut ternyata merupakan sisa janin kembar yang terbentuk selama kehamilan ibunya, tetapi gagal berkembang sempurna. Para dokter pun melakukan operasi untuk mengangkat janin tersebut, yang telah “menumpang hidup” di tubuh pria tersebut selama puluhan tahun.
Kasus fetus in fetu sangat jarang terjadi, dengan hanya sekitar 200 laporan yang tercatat di seluruh dunia. Fenomena ini biasanya ditemukan pada usia muda, tetapi ada juga kasus yang baru terdeteksi saat dewasa, seperti yang terjadi pada pria di India ini.
Keunikan dari kondisi ini membuatnya menjadi bahan studi mendalam di kalangan medis, sekaligus cerita yang menarik perhatian publik.
Menurut para ahli, fetus in fetu terjadi ketika satu janin terperangkap di dalam tubuh janin kembarnya selama tahap awal perkembangan di dalam rahim. Janin yang terperangkap ini tidak memiliki kemampuan untuk hidup mandiri, sehingga bergantung sepenuhnya pada tubuh kembarannya.
Dalam beberapa kasus, janin yang terperangkap bisa bertahan hingga bertahun-tahun tanpa menimbulkan gejala, hingga akhirnya terdeteksi melalui pemeriksaan medis seperti X-ray atau CT scan.