banner 728x250

Fakta Menarik: Ternyata Ada Firaun Perempuan dalam Sejarah Mesir Kuno

ilsutrasi sosok firaun perempuan. foto: istimewa
banner 120x600
banner 468x60
ilsutrasi sosok firaun perempuan. foto: istimewa

Ketika mendengar kata “firaun,” kebanyakan orang membayangkan sosok raja laki-laki dengan mahkota emas dan cambuk di tangan, memimpin Mesir dengan kekuasaan mutlak. Namun, fakta menarik yang mungkin belum banyak diketahui adalah bahwa Mesir kuno juga memiliki firaun perempuan.

Keberadaan mereka membuktikan bahwa kekuasaan di tanah piramida ini tidak selalu didominasi oleh laki-laki.

banner 325x300

Salah satu firaun perempuan yang paling terkenal adalah Hatshepsut. Ia memerintah Mesir sekitar tahun 1479–1458 SM dan dikenal sebagai salah satu pemimpin paling sukses dalam sejarah Mesir. Hatshepsut berani melangkah ke tampuk kekuasaan dalam sistem patriarki yang kental, menjadikan dirinya bukan hanya seorang ratu pendamping, tetapi firaun penuh dengan gelar yang setara dengan penguasa laki-laki.

Untuk memperkuat legitimasinya, ia bahkan sering digambarkan dalam patung dan relief dengan atribut maskulin seperti janggut firaun.

Di masa pemerintahannya, Hatshepsut membawa Mesir ke masa kejayaan dengan memfokuskan kebijakan pada perdamaian dan pembangunan. Ia terkenal dengan proyek-proyek arsitektur besar, salah satunya adalah kuil megah di Deir el-Bahari yang hingga kini menjadi salah satu ikon keindahan Mesir kuno. 

Selain itu, Hatshepsut juga memperluas hubungan dagang Mesir dengan negara-negara lain, membawa kemakmuran luar biasa bagi negerinya.

Kehadiran firaun perempuan ini menunjukkan bahwa perempuan di Mesir kuno tidak selalu berada di balik bayang-bayang laki-laki.

Meski jumlah mereka tidak sebanyak firaun laki-laki, keberanian dan kemampuan mereka dalam memimpin negara menjadi bukti bahwa peran perempuan juga sangat signifikan dalam sejarah Mesir.

Menariknya, keberadaan firaun perempuan ini sempat dihapus atau diabaikan dalam beberapa catatan sejarah.

Misalnya, pengganti Hatshepsut berusaha menghapus jejaknya dari monumen dan dokumen resmi. Namun, arkeologi modern berhasil mengungkap kembali keberadaan mereka, menegaskan bahwa peran perempuan sebagai penguasa memang nyata adanya.

banner 325x300

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *