
Di tengah keindahan alam Kanada, tersembunyi sebuah jalan raya yang menyimpan kisah kelam dan penuh misteri. Highway 16, yang membentang di provinsi British Columbia, dikenal dengan julukan “Highway of Tears.”
Julukan ini muncul bukan tanpa alasan. Selama lebih dari lima dekade, jalan raya ini menjadi saksi dari serangkaian peristiwa tragis, termasuk hilangnya banyak perempuan secara misterius.
Sejak akhir tahun 1960-an, puluhan perempuan, kebanyakan dari mereka berasal dari komunitas adat, dilaporkan hilang atau ditemukan tewas di sepanjang jalur ini.
Catatan resmi menyebutkan ada lebih dari 18 kasus yang telah dikonfirmasi, tetapi kelompok masyarakat adat dan aktivis percaya jumlahnya jauh lebih banyak. Kasus-kasus ini masih menjadi teka-teki besar, karena sebagian besar pelaku tak pernah teridentifikasi, dan keadilan untuk para korban terasa sulit untuk dicapai.
Highway 16, yang membentang sejauh 725 kilometer dari Prince George hingga Prince Rupert, menghubungkan kota-kota kecil dengan jarak yang cukup jauh. Banyak area di sepanjang jalan ini yang sangat terpencil, dengan minimnya akses transportasi umum.
Kondisi ini sering memaksa penduduk lokal, terutama perempuan muda, untuk menumpang kendaraan asing demi mencapai tempat tujuan. Sayangnya, praktik ini sering kali membuat mereka rentan terhadap kejahatan.
Banyak teori yang mencoba menjelaskan misteri di balik “Highway of Tears.” Beberapa pihak menduga adanya pembunuh berantai yang berkeliaran, sementara yang lain mengaitkan hilangnya para korban dengan masalah sistemik seperti kemiskinan, diskriminasi terhadap masyarakat adat, dan ketidakadilan sosial.
Dalam banyak kasus, korban yang berasal dari komunitas adat tidak mendapatkan perhatian yang memadai dari pihak berwenang, sehingga investigasi sering kali berjalan lambat atau bahkan terbengkalai.
Tragedi ini telah memicu perhatian internasional, serta menyoroti perlakuan tidak adil yang sering dialami oleh masyarakat adat di Kanada. Pemerintah setempat pun akhirnya meluncurkan beberapa inisiatif untuk meningkatkan keselamatan di sepanjang Highway 16, seperti menyediakan layanan transportasi gratis dan memasang lebih banyak fasilitas telepon darurat.
Meski begitu, luka yang ditinggalkan oleh peristiwa ini masih terasa mendalam, terutama bagi keluarga korban yang belum mendapatkan kejelasan.
Selain kasus-kasus kriminal, Highway 16 juga menjadi simbol perjuangan bagi masyarakat adat yang menuntut keadilan dan pengakuan atas hak-hak mereka.
Banyak organisasi non-pemerintah dan aktivis yang terus mendesak pemerintah untuk memberikan perhatian lebih pada hilangnya perempuan adat, serta meningkatkan langkah-langkah perlindungan di daerah-daerah terpencil seperti ini.