
Di berbagai belahan dunia, sering ditemukan fenomena alam unik berupa jamur yang tumbuh dalam pola melingkar, dikenal sebagai fairy rings atau cincin peri. Fenomena ini telah memicu berbagai legenda dan mitos selama berabad-abad, dari kepercayaan tentang tarian peri di malam hari hingga cerita rakyat tentang portal ke dunia lain.
Namun, di balik kisah mistisnya, sains memiliki penjelasan menarik mengenai bagaimana jamur dapat membentuk pola lingkaran yang nyaris sempurna.
Jamur cincin peri terbentuk akibat cara jamur menyebar di tanah. Sebagian besar jamur sebenarnya memiliki jaringan bawah tanah yang disebut miselium. Miselium ini menyebar dari pusat ke luar secara radial, mencari sumber makanan.
Saat bagian tengah kehabisan nutrisi, jamur berhenti tumbuh di area tersebut dan hanya muncul di bagian tepi, membentuk pola lingkaran. Seiring waktu, cincin ini bisa bertambah besar, bahkan beberapa di antaranya mencapai diameter puluhan meter.
Fenomena ini lebih sering ditemukan di padang rumput, hutan, dan bahkan taman. Beberapa jenis jamur yang paling sering membentuk cincin peri antara lain Marasmius oreades dan Clitocybe dealbata. Selain menciptakan pemandangan unik, cincin peri juga bisa mempengaruhi ekosistem sekitarnya.
Dalam beberapa kasus, cincin ini menyebabkan rumput di bagian luar tumbuh lebih subur karena jamur menghasilkan zat yang menyuburkan tanah, sementara bagian tengahnya justru bisa tampak gundul akibat kekurangan nutrisi.
Meskipun sains telah menjelaskan penyebabnya, fenomena ini tetap menyimpan daya tarik tersendiri. Tidak heran jika di Eropa, khususnya di Irlandia dan Skotlandia, jamur cincin peri masih dianggap sebagai tanda keberadaan makhluk gaib.
Terlepas dari mitos atau sains, satu hal yang pasti: keindahan dan misteri jamur cincin peri tetap menjadi bagian dari pesona alam yang luar biasa.