
Banyak orang percaya bahwa minum air es setelah makan bisa membuat lemak dalam tubuh membeku, sehingga sulit dicerna dan menyebabkan penumpukan lemak. Mitos ini sudah beredar luas dan sering dijadikan alasan untuk menghindari air dingin setelah makan. Namun, apakah benar lemak dalam tubuh bisa membeku hanya karena air es?
Secara ilmiah, tubuh manusia memiliki suhu rata-rata sekitar 36-37°C, yang cukup hangat untuk menjaga agar semua proses metabolisme berjalan dengan baik, termasuk pencernaan makanan dan pemecahan lemak. Ketika seseorang minum air es, suhu tubuh akan sedikit menyesuaikan untuk menghangatkan cairan tersebut, tetapi tidak cukup untuk membuat lemak menjadi padat atau membeku seperti yang terjadi pada makanan berlemak di dalam kulkas.
Selain itu, sistem pencernaan manusia bekerja dengan bantuan enzim dan asam lambung yang sangat kuat. Lemak dari makanan yang dikonsumsi akan dipecah oleh enzim lipase, bukan dipadatkan oleh suhu air yang diminum. Jadi, meskipun air es mungkin membuat tubuh terasa lebih segar, hal ini tidak akan mempengaruhi bagaimana lemak diproses di dalam tubuh.
Sebaliknya, minum air dingin setelah makan justru bisa memiliki manfaat, seperti membantu hidrasi dan menjaga suhu tubuh tetap stabil setelah mengonsumsi makanan panas atau pedas. Beberapa penelitian bahkan menunjukkan bahwa air dingin dapat sedikit meningkatkan metabolisme, karena tubuh perlu membakar energi untuk menghangatkannya kembali ke suhu normal.
Jadi, anggapan bahwa air es setelah makan bisa membuat lemak membeku hanyalah mitos belaka. Yang lebih berpengaruh terhadap penumpukan lemak adalah pola makan yang tidak seimbang dan kurangnya aktivitas fisik. Jadi, tak perlu khawatir menikmati segelas air es setelah makan, selama pola makan dan gaya hidup tetap sehat!